Halaman

Minggu, 20 Oktober 2013

Agama & Penguasa

Coretan sore ditanah Riau...

Sekedar merenung serius untuk sesaat bahwasanya sejak dulu sampai sekarang yang namanya kekuasaan dan agama terjalin hubungan yang complicated plus bikin bingung!! So far  penguasa merasa diuntungkan oleh keberadaan kelompok agama, dia akan segera mendukungnya. Namun bila sang penguasa melihat bahwa ada sekelompok agama yang mengganggu stabilitas kekuasaanya,  dengan serta merta dia akan menumpasnya. Ironi memang...tapi hal itulah yang terjadi dikeseharian kita saat ini.

Sikap yang memicu konflik horisontal dilingkungan masyarakat, negara bahkan ke tingkat global. Berbagai aksi terorisme, bahkan perang seolah-olah bisa dibenarkan apabila dilakukan “atas nama Tuhan” dan dalam semangat “membela kebenaran”. Agama yang seharusnya menjadi solusi, kenyataanya justru sering menjadi sumber konflik. Benarkah Tuhan sudah mati??, atau justru kebenaran itu sendiri sudah tergantikan oleh sifat manusia yang penuh dengan keegoisan, serakah, penuh kebencian dan selalu ingin benar dan menang sendiri.

Agama sering kali dijadikan sebagai alat untuk menggapai kekuasaan, bahkan agama kadang digunakan sebagai sarana untuk memaksakan kehendak. Contoh terdekat yang masih terjadi saat ini adalah pertikaian Israel dan Palestina yang sudah berlangsung puluhan tahun lamanya dan memakan korban tidak sedikit. Secara etnis dan geografis bukankah kelompok ini masih saudara, dan bahkan secara teologis pun keduanya mendasarkan agamanya dari sumber wahyu yang sama. Namun bukan malah menjadi solusi, agama malah menjadi sumber konflik itu sendiri. Kedua kubu sama-sama meyakini berjuang atas nama dan demi kemuliaan Tuhan, keduanya meyakini bahwa Tuhan merestui dan mendukung “perang suci” ini.  Keduanya sama-sama berdoa kepada Tuhan demi kemenangan mereka dalam perang ini...sampai-sampai Tuhan sendiri mungkin bingung untuk memutuskan siapakan doanya yang akan dikabulkan....!!!???

Disisi lain ada sebagian kelompok justru suka melakukan bom bunuh diri diberbagai tempat sehingga menewaskan banyak korban jiwa tak berdosa, mereka justru bangga dan menganggap diri mereka sebagai pejuang suci. Dan mereka meyakini kelak setelah mereka mati akan dijemput oleh 70 bidadari yang akan bisa mengekalkan nafsu syahwat mereka dialam sana. Membunuh sudah dianggap sebagai kemuliaan dan hal terpuji yang bisa menyenangkan Tuhan. Betapa logika kita telah dibuat jungkir balik, fakta ternyata acapkali lebih aneh daripada fiksi.

Adalagi orang yang bertampang suci dengan kegarangannya memukuli orang-orang, memecah kaca dan merusak bangunan sekitar sambil meneriakkan nama Tuhan. Kebencian dianggap sebagai iman dan amarah dianggap sebagai kesucian. Setiap orang yang tak sepaham dianggap kafir dan pantas dibasmi. Anehnya lagi, ada orang yang mengaku sebagai ahi agama tapi dia menebarkan kebencian dimana-mana,  bahkan Rasulullah saja tetap berbuat baik bahkan mendoakan orang-orang yang melemparinya dengan batu sampai beliau berlumuran darah. Seandainya Rasulullah hidup kembali, tentu beliau akan bingung dan tak habis pikir dengan semua fenomena ajaib ini. Entah ajaran siapakah yang dipakai dan teladan siapakah yang ditiru? Ternyata jaman jahiliyah....jaman kebodohan yang dulu dirombak oleh Nabi Muhammad saw masih lestari hingga masa kini. Orang saling berebut, bertengkar dan membunuh tanpa mengenal kebenaran sedikit pun.

Yang lucu lagi ada orang yang beranggapan “asal bukan Arab pasti sesat, pasti iblis”, padahal dia sendiri juga bukan orang Arab. Adalagi orang yang merasa bahwa Tuhan hanya bisa berbahasa Arab sehingga diapun berdoa dan berbicara kepada Tuhan hanya dengan bahasa Arab yang dia sendiri tidak mengerti bahasanya. Sekedar catatan saja ..."Semakin kita sadari bahwa pemahaman dan pengajaran agama yang “memperkuat ego” justru akan mematikan ruh dan kemulian agama itu sendiri".

Renungan sore ditanah rantau...sekedar untuk introspeksi diri ...dan belajar untuk memahami, sudah benarkah kita ber agama sejauh ini??