Karena dalam hidup ada hitam dan putih, itu update status yang aku buat di social network yang aku miliki. Ya hitam putih, baik buruk, malam siang, tampan cantik, tinggi rendah, besar kecil,laki2 wanita….juga salah dan benar. Dan bicara salah benar setiap orang tahu pada dasarnya, seperti halnya tauladan jika benar harus diikuti sedang kalo salah dijauhi atau tidak dilakukan. Karena biasanya kalo orang benar mereka berani, sebaliknya jika mereka salah justru rasa takut yang akan terus menyelimutinya.
Sadar dengan benar dan salah dalam diri, bila dihayati dan dipegang teguh sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk mengatur dan membereskan kehidupan ini. Seperti layaknya rizki dari Rabbi, salah dan benar tidak akan tertukar dalam kehidupan kita. Tapi lucunya saat ini justru sebaliknya, mengapa banyak orang yang takut padahal dia benar, dan banyak orang berani bahkan ngotot padahal dia salah? Apakah karena yang benar itu penakut dan yang salah itu nekad juga konyol? Sobat tahu ….? Karena inti permasalahnya kita tidak bisa menyadari bahwa posisi kita benar atau salah, so persoalannya adalah “kesadaran”. Ketika orang yang benar tapi takut benar-benar disadarkan bahwa ia benar, ia akan berubah seketika menjadi pemberani. Sebaliknya, orang yang salah, bila benar-benar disadarkan tentang kesalahannya, ia akan takut, hilang keberaniannya dan menyesali diri. Disini diperlukan orang ketiga yang bisa menyadarkan siapa saja bahwa ia benar atau salah. Orang ketiga bisa siapa saja, syaratnya hanya satu doang kok…. memiliki kesadaran kebenaran yang lebih tinggi di atas orang kebanyakan. Dia layaknya hakim, tapi tidak ada kaitannya dengan posisi dan jabatan apapun.
Orang seperti itulah yang sangat kita perlukan saat ini, siapapun, dimanapun dan kapanpun. Dalam agama mereka adalah para nabi. Dalam kehidupan biasa adalah siapa saja yang hidupnya lurus, hatinya bersih, berfikirnya tajam dan jernih, penasehat yang tanpa pamrih. Adakah orang-orang seperti ini di sekitar kita? Bila ada, ia harus didekati, dijaga, dipelihara dan diminta nasehat-nasehatnya. Bila perlu dijamin hidupnya. Orang seperti ini adalah para nabi yang tidak formal, utusan Tuhan yang tersembunyi.
Apakah kita harus selalu tergantung pada orang-orang istimewa seperti itu? Tidak perlu juga!. Tapi kita harus mau melakukan satu hal, membereskan diri kita masing-masing agar hidup benar, berkata benar, melangkah benar, berniat benar, bertujuan benar dan seterusnya dalam hal apapun. Jangan dibuka peluang dalam diri kita melakukan kesalahan apapun. Bila itu kita coba lakukan, kekuatan kebenaran itu akan muncul dalam diri, akan menguat dan kita lah yang akan menjadi obor-obor kebenaran. Kekuatan kebenaran kita akan menjadi radio aktif bagi orang lain. Semakin banyak obor semakin terang dunia ini, semakin lenyap kegelapan, semakin beres kehidupan! Bila masing-masing diri sudah menemukan hakikat kebenaran, kita tak akan pernah lagi menyalahkan orang! Karena dalam dirilah sumber semua masalah. Wallahu ‘alam
Karena dalam hidup ada “hitam dan putih”
Catatan Kecil : Untuk sahabat…salam hormat keluarga besar RwaBhineda
IwanS