Halaman

Selasa, 17 April 2012

Pria Menangis...

Lumayan lama jeda aku berhenti menulis, pusing mikir kerjaan yang belum kelar dan entah sampai mana ujung pangkalnya akan berakhir. Belum lagi urusan hati...mmm kangen jagoan-jagoan kecil di jawa tengah, belon lagi gadis kecilku yang di jawa timur....hufftttt !! Susahnya cari duit...:) meski penat harus tersembunyi, dan keringat harus jadi embun sejuk buat penguat bibir untuk selalu tersenyum...semoga tetap menjadi dasar ibadah. Amienn!!

Now... sekedar ingin membuat coretan kecil tentang “wanita” ku...dan mungkin juga untuk wanita-wanita lain disana semoga bisa memberi manfaat dan arti lebih untuk kita bersama, untuk bisa saling menghargai dan menjaga satu sama lain.

Mmmm...“wanita”...pernah nggak kamu tahu bahwa pria ini sesungguhnya lebih sering “menangis”?. Sebenarnya tangis  pria itu selalu  tersembunyi dalam kekuatan akalnya,  itu sebab kenapa Rabbi menyebutkan bahwa pria memiliki kekuatan akal 2 kali lipat dibanding akal wanita! Dan itu sebabnya pula, wanita tidak pernah melihatnya melainkan hanya ketegarannya, pria menangis karena beban dan tanggung jawabnya yang besar kepada Rabbi. Karena pria harus menjadi tonggak penyangga rumah tangganya, menjadi pengawal bagi ibu, saudara perempuan, istri dan anak-anaknya. Tangis itu terlalu bening dan hening sehingga kalian wanita tak mampu melihat keluh kesah dilisannya. Engkau sendiri gak akan pernah dengar  tangisnya pada omelan-omelan dibibirnya. Gak akan pernah nampak tangis pada peristiwa-peristiwa kecil dan sepele.

Tangis pria itu berupa keringat yang menetes demi menafkahi keluarganya agar tidak kelaparan dan selalu merasa cukup. Pria menangis dalam tegak dan teguhnya dalam melindungi keluarganya dari terik matahari, derasnya hujan dan dinginnya angin malam. Pria menangis dalam kemarahannya jika kehormatan diri dan keluarganya digugat. Pria menangis dengan sigap bangunnya di kegelapan dini hari. Pria menangis dengan bercucuran peluhnya dalam menjemput rizki. Pria menangis dengan menjaga dan melindungi orang tua, anak dan istrinya. Pria menangis dengan tenaga dan darahnya menjadi garda bagi agamanya.

Namun....

Sungguh pria itu benar-benar menangis dengan air matanya. Dikesendiriannya menyadari tanggung jawabnya yang besar di hadapan Rabbi. Tak ada salahnya jika engkau wanita,coba... pandanglah dia priamu, pandanglah dia ayahmu, pandanglah dia kakakmu, pandanglah dia...suamimu. Bahwa sesungguhnya surga Rabbi didalam keridhaan mereka.

Perjalananku sampai saat ini masih penuh dengan ujian-ujian dari Nya, dari engkau wanita aku berharap engkau akan memahaminya...bantu aku untuk mewujudkan itu semua!


Catatan kecil untuk wanita :) love u :IwanS