Alooww sahabat...pha kabar lagi ?? Udah mo
menuju Mei 2012...udara untuk kesekian hari ini bener-bener bikin gerah,
panasnya udah tingkat dewa...red:lebayy
hehehe!! Jadi males mo kemana-mana, buatku gak ada tempat paling enak
kecuali dikamar, ngidupin AC, dengerin musik-musik melow-nya Daniel Sahuleka...trus
ngetik note buat blog. Udah kebiasaan sih kalo pas nggak ada kerjaan sambil
berpikir tentang apa-apa saja yang udah aku lakuin selama ini, apakah udah ada
langkah maju atau malah mengalami kemunduran. Karena yang jelas banyak sekali
hal-hal plus dan minus yang aku lakuin selama ini. And i think...aku masih harus terus berikhtiar untuk jauh menjadi
lebih baik lagi.
Tobe
honest, meski sedikit kesel udah hampir 1 tahun ini
aku lebih banyak mendapat ujian luar dalam. Huftt
...coba betah-betahin dan berusaha untuk menata dan memberi jauh lebih baik lagi. Shit...sulit bangetttt!!! Belum lagi aku masih harus berpikir keras
untuk anak-anak yatimku, Ya Rabb...jahat banget aku udah menelantarkan mereka
beberapa bulan ini. Jujur udah hampir
satu tahun ini aku gampang sekali sensi menanggapi sekelilingku, dan gak tahu
harus marah sama siapa? Aku marah karena situasi sulit untuk sekedar ngelepasin
beberapa asetku di Bali, kenapa sih susah banget?, disaat satu hal mulai
lancar, aku sendiri mesti harus terkapar, kenapa orang lain bisa semudah itu,
sedang aku belum?? Nada, Enver, Edsel dan anak-anak yatimku yang lain masiih
sangat membutuhkanku. Sejuta pertanyaan menghinggapiku...sampai satu hari di
acara metro tv chanel KickAndy yang aku tonton tentang ketangguhan seorang ibu
muda yang sudah hampir 20 tahun lebih menjadi pemanjat kelapa dengan tinggi
pohon hampir 10-20 meter lebih, yang hampir tiap hari dia lakukan sekedar untuk
memberi penghidupan yang layak untuk anak-anaknya, bahkan tetap dia lakukan
pada saat dia hamil 9 bulan sekalipun...dan ibu muda itu melakukannya dengan
senyum ke ikhlasan tanpa menghitung-hitung sudah berapa kali dia jatuh dari
pohon sampai jari dikakinya sempat patah...sampai saat ini dia masih
melakukannya, dia teramat bersyukur dengan apa yang Rabbi sudah berikan...!!
Allahuakbar...
Dan aku sendiri semakin menyadari betapa
brengseknya aku, yang cuman bisa ngomel, Dan sepertinya makin banyak aku
menulis, niatku untuk complain sama Rabbi...kok makin lama aku malah makin
malu...! Sejenak aku berhenti dan aku coba untuk meng evaluasi diri dengan
sedikit bereksperimen...
Batu koral ....ya batu koral yang aku
tumpahkan dalam gelas yang aku miliki ternyata masih banyak sisi ruang lain
yang belum aku penuhi, dan benar gelasku
belum juga penuh!! mungkin aku harus isi
kembali dengan pasir halus untuk
menutupinya...aku goncangkan gelas untuk
mengisi sisi ruang kosong lainnya, masih juga belum penuh...lalu aku tuangkan
secangkir kopi yang dari tadi aku minum dan gelas itu kini benar-benar penuh!!
Bingung sobat...nggak ya??!!! Mari aku beri
pengertian sederhananya...
Alhamdulillah...evaluasi
dari Rabbi yang kini telah memberiku jawaban bahwa, batu koral itu adalah satu
hal penting tentang Rabbi, keluarga, kesehatan, pekerjaan dan lain-lainnya yang
jika hal-hal tersebut itu hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupku masih
tetap penuh. Sedang pasir adalah hal-hal sepele, yang kalo seandainya aku balik
dengan mengisi gelas itu terlebih dahulu dengan pasir, maka tidak akan tersisa
ruangan untuk batu koral itu. Hal sama akan terjadi pada hidupku, jika aku
harus habiskan dengan hal-hal yang sepele, aku mungkin tidak akan punya ruang
hal penting untuk semua. Mungkin benar aku kurang dalam berdoa lagi pada Rabbi,
kurang perhatian dengan kebahagianku sendiri, bermain dengan anak-anakku, check
up kesehatanku...aku kurang memberikan perhatian pada batu-batu koral itu!! Hal
penting untuk mengatur prioritasku, selanjutnya baru mengurus pasir
itu. Sedang segelas kopi di isian terakhir gelasku...itu menunjukkan sekalipun
hidup kita sudah penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi
bersama sabahat (silaturahmi)!!
Selama ini aku salah dalam mengatur gelas
dalam diriku...semua serba acak, sampai aku bingung harus memulai dan
mengakhirinya darimana. Aku terlalu sombong mengandalkan akalku bahwa
perhitungan matematika dalam hidup ini selalu benar, tapi hidup bukan
matematika karena ada Rabbi yang memiliki segalanya. Rabbi yang memiliki hak
kuasa untuk menentukan apa yang terbaik untuk kita dan kita cukup tanpa henti
untuk selalu beriktiar melakoninya...dengan ikhlas, fokus dan senyum penuh semangat...seperti
ibu muda pemanjat pohon kelapa!!
Thanks
Ya Rabb!!!