Halaman

Senin, 07 Mei 2012

Karena Bali...


How are u all ? aku berharap kamu semua sehat selalu ya... Now ini adalah tahun ke 5 aku stay di Bali, setelah hampir 10 tahun sebelumnya jadi orang kantoran di salah satu BUMN tertua. Alhamdulillah banyak hal yang telah aku dapat dan pelajari di pulau para dewa ini, komplit meski gak pake telor...hihihi !!!

Majemuk kalo orang bilang...seandainya mau sedikit lebih arif dan bijak menyikapi tentang kehidupan di Bali.

Karena Bali... aku banyak mengerti bukan hanya kulit luar dari sebuah keberagaman keyakinan dengan menempatkan toleransi penghormatan diatas semuanya. Saling jaga tanpa harus menorehkan luka satu sama lain, meski kadang justru benturan-benturan itu datangnya dari luar. Pemahaman yang bertamengkan agama dengan arogansi terlalu tinggi menasbihkan kematian sebagai jalan pintas menuju surga, meski harus dengan meniadakan rasa kemanusiaan sekalipun...bull shit!!! Bali bijak meski terasa sakit dengan harus menerima semua itu, karena Bali memang bukan hanya milik hindu...tapi Bali juga milik nasrani, budha, konghuchu bahkan islam. Bali adalah milik bersama yang mengerti dan memahami arti dari sebuah kemajemukan.

Karena Bali... aku lebih memahami tidak hanya perbedaan suku yang komplit di negeri ini, tapi lebih dari sebuah keberagaman bangsa. Aku banyak mengenal dari client dan teman-teman buleku baik itu yang dari Amrik, Spain, Aus, Jepang dan lain sebagainya, pola pandang mereka yang lebih maju tentang sosial, budaya, politik, seni, ekonomi, sport....huftttt banyak sekali...lumayan, everything make me more wise and smart, sehingga aku bisa menarik kesimpulan bahwa adakalanya untuk pintar tidak cukup bagi kita harus selalu ada didalam, sesekali kita butuh diposisi luar untuk bisa mengetahui lebih luas lagi cara pandang kita, sehingga kita bisa memahami apa yang kurang dalam pribadi kita berbangsa dan kita sendiri bisa lebih mudah untuk membenahinya, hal tersebut tidak juga menutup kemungkinan berlaku pula untuk kita pribadi sebagai human.

Karena Bali... aku bisa lebih memahami arti dari kata “bersyukur”. Lukisan dan pahatan Rabbi cukup tertata rapi dan cantik disini. Tasbih kebesaran-Nya berkumandang terus menerus dari alamnya yang hijau. Penghargaan dan penghormatan tidak semata pada kalimat “Habluminallah wahabluminannas” namun berlaku sama untuk ciptaan Rabbi lainnya...pohon yang menaungi dari panas, air yang membasahi dari kekeringan, udara yang berhembus dengan kesejukan, tanah yang memantapkan pijakan... Allahuakbar!!! Nikmat Rabbi mana lagi yang akan kita ingkari...semoga aku dan teman sekalian tidak menjadi hamba-hamba yang kufur akan nikmat yang nyata ini. Alhamdulillah!!

Karena Bali... aku mengenal tentang “Rwa Bhineda”, seimbang dan selaras dalam hidup. Ada kegagalan dan keberhasilan, ada kalah dan menang, ada cinta dan benci, ada kotor dan bersih, ada hitam dan putih...semua bersanding dalam sebuah pilihan, ya...pilihan yang harus kita ambil dan lakukan sebagai mahluk. Belajar menjadi lebih baik dari sebuah kenakalan dari ketidaktahuan atau justru terlena dengan kenikmatan dari suatu kenakalan itu sendiri. Proses pendewasaan dengan experience yang tidak singkat namun dengan pilihan lebih baik atau harus hancur sia-sia! Naudzubillah...

Karena Bali... aku lebih mengenal dan mencintai Islam sebagai agamaku...

Karena Bali... aku ingin bisa lebih bermanfaat untuk insan Rabbi yang kurang beruntung lainnya.

Karena Bali... aku mengerti jauh tentang begitu sulitnya berikhtiar mencari nafkah untuk keluarga.

Karena Bali... aku bisa lebih menghargai sebuah proses hidup ini...

Dari sudut pandang yang arif dan bijaksana, mencoba untuk selalu belajar dengan melepas kesombongan diri, jujur aku dan kita semua bukan apa-apa!


Thanks...Bali Ku J