Coretan sore ditanah Riau...
Sekedar merenung serius untuk
sesaat bahwasanya sejak dulu sampai sekarang yang namanya kekuasaan dan agama
terjalin hubungan yang complicated plus bikin bingung!! So far
penguasa merasa diuntungkan oleh keberadaan kelompok agama, dia akan
segera mendukungnya. Namun bila sang penguasa melihat bahwa ada sekelompok
agama yang mengganggu stabilitas kekuasaanya,
dengan serta merta dia akan menumpasnya. Ironi memang...tapi hal itulah
yang terjadi dikeseharian kita saat ini.
Sikap yang memicu konflik
horisontal dilingkungan masyarakat, negara bahkan ke tingkat global. Berbagai
aksi terorisme, bahkan perang seolah-olah bisa dibenarkan apabila dilakukan “atas
nama Tuhan” dan dalam semangat “membela
kebenaran”. Agama yang seharusnya menjadi solusi, kenyataanya justru sering
menjadi sumber konflik. Benarkah Tuhan sudah mati??, atau justru kebenaran itu sendiri
sudah tergantikan oleh sifat manusia yang penuh dengan keegoisan, serakah,
penuh kebencian dan selalu ingin benar dan menang sendiri.
Agama sering kali dijadikan
sebagai alat untuk menggapai kekuasaan, bahkan agama kadang digunakan sebagai
sarana untuk memaksakan kehendak. Contoh terdekat yang masih terjadi saat ini
adalah pertikaian Israel dan Palestina yang sudah berlangsung puluhan tahun
lamanya dan memakan korban tidak sedikit. Secara etnis dan geografis bukankah
kelompok ini masih saudara, dan bahkan secara teologis pun keduanya mendasarkan
agamanya dari sumber wahyu yang sama. Namun bukan malah menjadi solusi, agama
malah menjadi sumber konflik itu sendiri. Kedua kubu sama-sama meyakini
berjuang atas nama dan demi kemuliaan Tuhan, keduanya meyakini bahwa Tuhan
merestui dan mendukung “perang suci”
ini. Keduanya sama-sama berdoa kepada
Tuhan demi kemenangan mereka dalam perang ini...sampai-sampai Tuhan sendiri
mungkin bingung untuk memutuskan siapakan doanya yang akan dikabulkan....!!!???
Disisi lain ada sebagian kelompok
justru suka melakukan bom bunuh diri diberbagai tempat sehingga menewaskan
banyak korban jiwa tak berdosa, mereka justru bangga dan menganggap diri mereka
sebagai pejuang suci. Dan mereka meyakini kelak setelah mereka mati akan
dijemput oleh 70 bidadari yang akan bisa mengekalkan nafsu syahwat mereka
dialam sana. Membunuh sudah dianggap sebagai kemuliaan dan hal terpuji yang
bisa menyenangkan Tuhan. Betapa logika kita telah dibuat jungkir balik, fakta
ternyata acapkali lebih aneh daripada fiksi.
Adalagi orang yang bertampang suci
dengan kegarangannya memukuli orang-orang, memecah kaca dan merusak bangunan
sekitar sambil meneriakkan nama Tuhan. Kebencian dianggap sebagai iman dan
amarah dianggap sebagai kesucian. Setiap orang yang tak sepaham dianggap kafir
dan pantas dibasmi. Anehnya lagi, ada orang yang mengaku sebagai ahi agama tapi
dia menebarkan kebencian dimana-mana,
bahkan Rasulullah saja tetap berbuat baik bahkan mendoakan orang-orang
yang melemparinya dengan batu sampai beliau berlumuran darah. Seandainya
Rasulullah hidup kembali, tentu beliau akan bingung dan tak habis pikir dengan
semua fenomena ajaib ini. Entah ajaran siapakah yang dipakai dan teladan
siapakah yang ditiru? Ternyata jaman
jahiliyah....jaman kebodohan yang dulu dirombak oleh Nabi Muhammad saw
masih lestari hingga masa kini. Orang saling berebut, bertengkar dan membunuh
tanpa mengenal kebenaran sedikit pun.
Yang lucu lagi ada orang yang
beranggapan “asal bukan Arab pasti sesat,
pasti iblis”, padahal dia sendiri juga bukan orang Arab. Adalagi orang yang
merasa bahwa Tuhan hanya bisa berbahasa Arab sehingga diapun berdoa dan
berbicara kepada Tuhan hanya dengan bahasa Arab yang dia sendiri tidak mengerti
bahasanya. Sekedar catatan saja ..."Semakin kita sadari bahwa pemahaman dan pengajaran agama yang “memperkuat ego” justru akan mematikan
ruh dan kemulian agama itu sendiri".
Renungan sore ditanah rantau...sekedar untuk
introspeksi diri ...dan belajar untuk memahami, sudah benarkah kita ber agama
sejauh ini??