Halaman

Kamis, 10 November 2011

11 November

Menulis segala hal yang terlintas di kepala. Berbicara dalam takaran yang aku bisa. Sesaat setelah kubersujud didepan-Nya, mensyukuri nikmat yang di berikan-Nya hari ini.

36 tahun…aku adalah manusia biasa yang gemar belajar. Aku suka mempelajari hal apa saja yang aku suka termasuk sesuatu yang menurut orang lain aneh atau asing bagi mereka aku gak peduli selama itu tidak bertentangan dengan apa yang aku anut dan sesuai dengan prinsip hidupku. Aku terbiasa menentukan pilihan sendiri, mengurus diri sendiri, dan memutuskan segala hal tentang diri sendiri, tanpa punya maksud mengesampingkan arti seorang istri disampingku…karena jelasnya istri buatku adalah segalanya.

36 tahun…kesekian kalinya aku sampaikan thanks teramat sangat buat istriku…yang udah sekian tahun lamanya menemaniku, ngertiin kebandelanku untuk terus selalu bereksperimen dlm hidup yg kadang mungkin buat sebagian orang jengkelin karena manuver2 hidup yang kadang sesekali bikin hati meringis …seperti sahabatku bilang sok dramatis dlm hidup!! Gak lepas dari itu semua thanks berat juga buat sahabat2 terbaikku, teman2ku di SMADA, temen sepermainan di Bondowoso, teman dan sahabat2 di Bali, Surabaya, Jepara, Jakarta, Spain, Aus, Amrik semua dech…udah mengisi hari2 ku slama ini penuh arti, anyway bagi yang lain, yang marah denganku…yang benci sikapku…aku cuman mau bilang, “maaf kalo aku berlebihan…sok tahu…nyolot kadang bikin jengkel kamu semua”!!

36 tahun sudah seorang Iwan diberi nikmat,
Sebuah kehidupan yang tiada tara indahnya
Indah untuk merintis tujuan….
Indah untuk menyelesaikan masalah….
Indah untuk memberi kebaikan dan berbagi kepada orang lain….
Indah untuk mempelajari hal baru….
Indah untuk memberi senyum…
dan indah untuk menikmati hari ini…

36 tahun …dibilangan umur yang baru ini, aku menyadari bahwa pada saat-saat tertentu Rabbi menggunakan cara-cara yang unik untuk mendidik ku. Rabbi memberi ku kekuatan… dengan cara memberi kesulitan-kesulitan untuk membuat aku tegar. Rabbi memberiku kebijakan… dengan cara memberi berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar aku bertambah bijaksana. Rabbi memberi ku kemakmuran… dengan cara memberi otak dan tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran. Rabbi memberi ku keteguhan hati… dengan cara memberi bencana dan bahaya untuk diatasi. Rabbi memberi ku cinta… dengan cara memberiku orang2 bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai. Rabbi memberi ku kemurahan kebaikan hati… dengan cara memberi ku kesempatan2 yang silih berganti. Semoga dengan ini semua aku makin mengerti , sehingga apapun yang terjadi, aku terus dapat tersenyum dan mengucapkan “Alhamdulillah” di hati dan di bibir ku.
36 tahun…makna lain ulang tahunku adalah menjadi semakin marvelous, memiliki kekuatan batin untuk berbuat baik terhadap sesama, lebih mengerti daripada dimengerti, berbagi semangat dan antusiasme untuk menjadikan dunia lebih baik, dan akhirnya selalu merasa terberkahi dan bersyukur atas apapun yang terjadi pada diri. Yah bagiku hari esok harus lebih baik dan semakin baik dari sebelumnya.
Terberkahi! Ya... ulang tahun yang terberkahi & diberkahi oleh ALLAH SWT !
Aku menyukai kata ini, selaras dengan apa yang kurasakan akan anugerah dan berkah yang kudapat selama ini. Seringkali aku merasa mendapat miracles, keajaiban-keajaiban kecil yang tiba-tiba datang begitu saja.
Kemudian, membuatku semakin merasa betapa baiknya Rabbi kepadaku. Memberi banyak hal, terus memberi, sementara terkadang aku lupa dan lalai menjalankan kewajibanku padaNya.
Seorang sahabat baikku dari Bondowoso mengirim sms. Isinya mengingatkanku untuk semakin banyak mengingat NYA mengingat dosa-dosa & kekhilafan sejalan dengan semakin berkurangnya persedian umurku.
Aku membalasnya sejalan dengan bertambahnya usia, aku ingin semakin banyak bersyukur kepada Rabbi !. Aku tersenyum karena merasa begitu bersyukur terhadap apa yang telah kuperoleh selama ini, berpuluh tahun sudah. Yah biarkan aku selalu tetap merasa terberkahi dan diberkahi olah NYA.
Terima kasih untuk semua yang telah memberi warna buat hidup seorang Iwan….siapapun itu!! Semoga Rabbi akan selalu memberi kita semua kesehatan, umur panjang yg bermanfaat dan keberkahan dalam hidup. Amieeeen.

Coretan kecil : 11 November 2011, 04.00 wita
IwanS

Selasa, 08 November 2011

Hitam dan Putih


Karena dalam hidup ada hitam dan putih, itu update status yang aku buat di social network yang aku miliki. Ya hitam putih, baik buruk, malam siang, tampan cantik, tinggi rendah, besar kecil,laki2 wanita….juga salah dan benar. Dan bicara salah benar setiap orang tahu pada dasarnya, seperti halnya tauladan jika benar harus diikuti sedang kalo salah dijauhi atau tidak dilakukan. Karena biasanya kalo orang benar mereka berani, sebaliknya jika mereka salah justru rasa takut yang akan terus menyelimutinya.

Sadar dengan benar dan salah dalam diri, bila dihayati dan dipegang teguh sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk mengatur dan membereskan kehidupan ini. Seperti layaknya rizki dari Rabbi, salah dan benar tidak akan tertukar dalam kehidupan kita. Tapi lucunya saat ini justru sebaliknya, mengapa banyak orang yang takut padahal dia benar, dan banyak orang berani bahkan ngotot padahal dia salah? Apakah karena yang benar itu penakut dan yang salah itu nekad juga konyol? Sobat tahu ….? Karena inti permasalahnya kita tidak bisa menyadari bahwa posisi kita benar atau salah, so persoalannya adalah “kesadaran”. Ketika orang yang benar tapi takut benar-benar disadarkan bahwa ia benar, ia akan berubah seketika menjadi pemberani. Sebaliknya, orang yang salah, bila benar-benar disadarkan tentang kesalahannya, ia akan takut, hilang keberaniannya dan menyesali diri. Disini diperlukan orang ketiga yang bisa menyadarkan siapa saja bahwa ia benar atau salah. Orang ketiga bisa siapa saja, syaratnya hanya satu doang kok…. memiliki kesadaran kebenaran yang lebih tinggi di atas orang kebanyakan. Dia layaknya hakim, tapi tidak ada kaitannya dengan posisi dan jabatan apapun.

Orang seperti itulah yang sangat kita perlukan saat ini, siapapun, dimanapun dan kapanpun. Dalam agama mereka adalah para nabi. Dalam kehidupan biasa adalah siapa saja yang hidupnya lurus, hatinya bersih, berfikirnya tajam dan jernih, penasehat yang tanpa pamrih. Adakah orang-orang seperti ini di sekitar kita? Bila ada, ia harus didekati, dijaga, dipelihara dan diminta nasehat-nasehatnya. Bila perlu dijamin hidupnya. Orang seperti ini adalah para nabi yang tidak formal, utusan Tuhan yang tersembunyi.

Apakah kita harus selalu tergantung pada orang-orang istimewa seperti itu? Tidak perlu juga!. Tapi kita harus mau melakukan satu hal, membereskan diri kita masing-masing agar hidup benar, berkata benar, melangkah benar, berniat benar, bertujuan benar dan seterusnya dalam hal apapun. Jangan dibuka peluang dalam diri kita melakukan kesalahan apapun. Bila itu kita coba lakukan, kekuatan kebenaran itu akan muncul dalam diri, akan menguat dan kita lah yang akan menjadi obor-obor kebenaran. Kekuatan kebenaran kita akan menjadi radio aktif bagi orang lain. Semakin banyak obor semakin terang dunia ini, semakin lenyap kegelapan, semakin beres kehidupan! Bila masing-masing diri sudah menemukan hakikat kebenaran, kita tak akan pernah lagi menyalahkan orang! Karena dalam dirilah sumber semua masalah. Wallahu ‘alam

Karena dalam hidup ada “hitam dan putih”


Catatan Kecil : Untuk sahabat…salam hormat keluarga besar RwaBhineda
IwanS

Sabtu, 05 November 2011

Ibu Rumah Tangga

Mantap rasanya kalo mendengar ada seorang wanita lulusan sebuah universitas ternama dan telah bekerja di sebuah perusahaan yang bonafit dengan gaji yang menggiurkan setiap bulannya, belum lagi kalo pas ada penugasan sampai keluar kota atau keluar negeri dari perusahaan…mmm lengkap sudah dari wanita semacam ini, seolah tercermin seorang wanita sukses, tapi apakah benar semua itu demikian...is it right ?

Kebanyakan orang mungkin beranggapan bahwa sukses lebih dinilai dari sebatas materi yang diperoleh, sedang sebaliknya… akan dianggap remeh. Cara pandang seperti ini membuat banyak wanita muslimah bergeser dari fitrahnya sebagai seorang wanita. Berpandangan bahwa sekarang sudah saatnya wanita tidak hanya tinggal di rumah menjadi ibu, tapi sekarang saatnya wanita menunjukkan eksistensi diri di luar. Menggambarkan seolah-olah tinggal di rumah menjadi seorang ibu adalah hal yang rendah!! Oh…come on !!??

Seringkali kita dapati ketika seorang ibu rumah tangga ditanya teman lama “Sekarang kerja dimana?” rasanya terasa berat untuk menjawab, berusaha mengalihkan pembicaraan atau menjawab dengan suara lirih sambil tertunduk “Saya adalah ibu rumah tangga”. Rasanya malu! Apalagi jika teman lama yang menanyakan itu “sukses” berkarir di sebuah perusahaan besar. Atau kita bisa dapati ketika ada seorang muslimah lulusan sebuah universitas ternama, hendak berkhidmat di rumah menjadi seorang istri dan ibu bagi anak-anak, dia harus berhadapan dengan “nasehat” dari bapak dan ibu tercintanya: “Putriku! Kamu kan sudah sarjana, Sayang kalau cuma di rumah saja ngurus suami dan anak.” Padahal, putri tercintanya hendak berkhidmat dengan sesuatu yang mulia, yaitu sesuatu yang memang menjadi tanggung jawabnya. Disana ia ingin mencari surga.

Di awal pernikahan seorang wanita menganggap pekerjaan rumah tangga hanyalah pekerjaan sederhana, karena bukankah menjadi ibu rumah tangga adalah fitrah wanita ? tetapi sebenarnya kehidupan rumah tangga, adalah pekerjaan yang sangat rumit. Seorang ibu tidak memiliki jam kerja tertentu artinya, tugasnya di mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, bahkan menjadi ibu rumah tangga, berarti banyak belajar, seperti belajar manajemen, baik manajemen rumah tangga, manajemen keuangan sampai manajemen qolbu. Lalu belajar pembukuan, dimana seorang ibu akan dihadapkan untuk mengatur keuangan keluarga, karena penghasilan suami untuk saat ini masih belum normal. Dan kemudian belajar psikologi, baik psikologi anak maupun psikologi umum…mmm…lengkapkan J

So sekedar mengingatkan buat para ibu jangan pernah ada pikiran jahil sambil berhitung, berapa gajiku seharusnya atas tugasku ini ? Seorang wanita adalah ratu rumah tangga sekaligus pembantu, seorang wanita adalah manajer merangkap baby sitter, seorang wanita adalah akuntan dan konsultan seorang suami, seorang wanita adalah pendidik sekaligus tukang ketik, penggagas sekaligus tukang pangkas, dan seorang wanita juga seorang pengobat sekaligus perawat, seorang wanita juga actor bagi anak2nya takkala menggambarkan berbagai macam watak yang ada dalam cerita yang sedang dibaca.

Seorang ekonom Pakistan Mahbub Junaidi berkata “ jika seorang ibu rumah tangga meminta di berikan gaji, maka nilainya adalah satu milyar dollar pertahun. Sebuah nilai yang besar untuk budget sebuah negara, syukurlah ibu2 rumah tangga memberikan tenaganya dengan cinta maka tak perlu memusingkan negara bukan ?

Aku bangga, bersyukur dan berterima kasih dengan wanita yang mau dan sanggup bersusah payah menjalani karir rumah tangganya, walau selalu di remehkan dan jarang mendapat pengakuan yang layak! Hanya karena wanita tersebut mencintai suami dan anak2nya yang di amanahkan Rabbi padanya. Dan yang lebih penting dari semua itu engkau para istri, para ibu ….sesungguhnya engkau telah memiliki cinta Rabbi lebih dari ciptaanNya yang lain. Allohu rabbul’alamin.

Salam hormatku buat ibu2 rumah tangga sejati. Karier mu sangat penting, dalam mempersiapkan generasi rabbani. Dan gajimu, InsyaAllah kehidupan hakiki surgawi.

Aku berharap coretan ini bisa menjadi inspirasi untuk para wanita “ibu rumah tangga”. Banggalah dengan apa yang menjadi tanggung jawabmu sekarang…karena Rabbi sangat mencintai ummat Nya yang mau berserah diri dijalan Nya.


Catatan kecil : Dari sahabat untuk istriku tercinta...dan para wanita muslimah
IwanS


Nb :

Please jangan salah mengartikan catatanku ini, tanpa punya maksud mengecilkan atau mendiskriditkan arti seorang wanita karir yang sebenarnya, buatku wanita karir tetaplah suatu diffrential lebih dari seorang wanita, dan saya bangga pernah memilikinya dulu… karena istriku sendiri pernah bekerja dan menjabat disebuah perusahaan dengan salary lebih dari penghasilanku pertama kali di BUMN dulu dan dia seorang Sarjana dengan 2 gelar kesarjanaan (ekonomi dan komputer) dibanding aku yang cuman lulusan SMA….hikss!!. Meski saat ini istriku memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, menjaga n merawat anak2ku…mendampingi aku dan lain sebagainya dirumah….aku tidak pernah memberinya sekat keterbatasan karena kebebasan bersikap selalu aku berikan, buatku…seorang wanita bekerja atau tidak, itu sudah memberikan arti lebih buat keluarga…karena peran yang dimiliki seorang wanita seperti yang aku jelaskan diartikel tentang “Ibu Rumah Tangga” itu. Sejauh seorang suami sudah bisa bertanggung jawab dan memenuhi apa yang dibutuhkan dalam rumah tangganya…kenapa tidak jika seorang istri kembali pada fitrahnya. Makan sama sepiring kok…!!! Terkecuali jika berkeinginan lebih dari hanya sepiring nasi…J move on !!! (coba baca artikelku “Lebih Keras Lagi”)

Rabu, 19 Oktober 2011

Lebih Keras Lagi ...

19 Oktober 2011 baru selesai sholat Maghrib, ngidupin AC kamar karena berasa bener2 gila, cuaca bali saat ini sangat panas sekali. Masih dengan sejadah tergerai sambil sekalian nunggu Isya’ datang, bercengkrama aku mengadu pada Rabbi setelah seharian berkutat dengan masalah duniawi…hufttt capek tapi semua emang harus dijalani. Karena hidup emang perjuangan… :), terasa nikmat bila bisa memberikan sesuatu yang berarti buat keluarga dan orang lain.

Masih ingat dengan tautan artikel yang pernah dikirim sahabat ke emailku beberapa waktu lalu, selonjor aku diatas sajadah sambil aku buka BB-ku. Aku baca kembali email yang dia kirim, di berikannya aku sebuah kuis renungan… yang isinya :

Allah ciptakan tertawa dan ….. ?
Allah itu mematikan dan …..?
Allah ciptakan pria dan …..?
Allah memberikan kekayaan dan ….?

Sesaat aku berpikir remeh dengan semua pertanyaan ini, dan coba aku isi jawabannya satu persatu dalam benakku… dan tahu sendiri jawabnya??!! Aku salah dalam mengisi semua pertanyaan itu meski tidak semua :( than aku coba koreksi dengan jawaban yang sudah ada, yang membuatku tersadar dengan semua penjelasan yang ada didalamnya… ini isinya :

Dalam Al-Quran ayat QS Al-Najm [53]:43-48
43. ….Dialah yang menjadikan orang tertawa dan MENANGIS
44. ….Dialah yang mematikan dan meng-HIDUP-kan
45. ….Dialah yang menciptakan laki2 dan PEREMPUAN
48. ….Dialah yang memberi kekayaan dan KECUKUPAN

Hampir semua jawabanku bahkan mungkin kita semua dari pertanyaan 1-3 benar, namun pada pertanyaan ke-4 umumnya tidak cocok, jawaban versi Qur’an bukan KEMISKINAN tapi KECUKUPAN…. Allahuakbar :)

Baru kutersadar dengan semua ini sesungguhnya Rabbi hanya memberi kekayaan dan kecukupan….dan yang mencipatakan kemiskinan dan merasa kurang mampu adalah diri kita sendiri. Ya…meski sadar kuakui bisa jadi itu karena ketidak adilan ekonomi, bisa juga karena rasa miskin itu kita bangun dalam pikiran kita sendiri. Sesungguhnya Rabbi telah meng-fasilitasi semua mahluk dengan rasa cukup selain kekayaan yang Dia beri, namun kadang kita sendiri sebagai mahluk terlalu malas untuk meraih lebih keras lagi, atau mungkin tebal tertutup oleh keegoisan kita, rasa kurang kita, kecilnya perasaan kita… dan lain sebagainya.

Beghhh …wake up !!! kita terlalu lama tertidur nyaman dengan kemalasan kita, rasa tidak percaya diri kita, kerdilnya semangat yang kita miliki…bahwa sesungguhnya Rabbi sudah memberi lebih dari sebatas keputus asaan dan kurangnya rasa percaya diri. U n me can find a way out !!! more…wake up !!!

Mulai ku tersenyum sambil tetapku bercengkramah dengan kehadiran-Nya yang terlalu dekat lebih dari sebatas urat nadi dan darah yang ada dalam tubuh ini. Mungkin memang aku seringkali gagal atau tidak memiliki kekayaan lebih dari orang2 disekitarku…tapi aku teramat bersyukur dengan kecukupan yang telah Rabbi berikan padaku. Sikap akhir yang selalu harus kita miliki….mari kita bangun rasa cukup di hati dan pikiran kita, agar kita menjadi hamba yang selalu ingat untuk “bersyukur” dan lebih KERAS lagi berusaha.

Aku kutip tulisan sahabat disini “Ambillah pensil untuk menulis semua yang akan kita rencanakan, sedang biarkan penghapusnya cukup Rabbi yang memegangnya, karena hanya Rabbi yang tahu mana yang salah dan yang terbaik untuk kita”. Allahuakbar !!!

Adzan Isya’ udah mulai terdengar…siap2 untuk menunaikannya…sambil kubuat rencana untuk tetap menjalankan silaturahmi dengan siapapun ummat di bumi Rabbi ini. Tetap semangat n find a way out…sobat !!! :) 




Coretan kecil : Untuk aku dan sahabat
IwanS

Jumat, 30 September 2011

Generasi

Here I am … duduk sore istirahat setelah 2 kali putaran mengelilingi lapangan renon, hobi baru … jogging…!!! Gak ada tujuan apa-apa sih sekedar ingin sehat aja…gak harus perut berkotak-kotak atau lengan jadi mecungul berotot. 
Sampai beberapa saat kemudian aku tersadar, beberapa hari lagi jagoan kecilku Enver mau berulang tahun. Ya…ulang tahun yang kedua…jagoan kecilku mulai tumbuh, dia sudah mulai ngerti mana makanan enak!!, dia sudah mulai ngerti untuk menolak sesuatu yang gak membuatnya merasa nyaman!!, dia sudah mulai ngerti bahwa hidupnya bukan hanya lingkup ayah dan bundanya saja…!!! Dia mulai ngerti kalo bermain itu sangat mengasyikkan…dia mulai mengerti…

Ya…belakangan ini aku lagi sering diem…mungkin karena jauh sama jagoan kecilku, mungkin udah kelamaan gak ngobrol deket sama istri…mungkin juga udah kangennn banget sama putri kecilku yang sudah mulai menginjak dewasa “Nada”…!! 
Becermin dengan usia putra kecilku Enver yang mulai bertambah ,sesekali aku liat mata orang disekelilingku saat mereka gak sadar kalo sedang aku perhatiin, saat itulah mereka tidak bisa bersembunyi. Pandanganku mulai ngeliat ke sebelah, ada preman parkir, biasanya aku akan berpikiran dari mukanya, orang ini nyolotin, keras bahkan kadang seenaknya ngatur parkiran, Sampai beberapa menit kemudian setelah itu aku nangkep dia dalam keadaan bengong ,dan dia gak sadar aku ngeliatin mata dia. Than I realize sesuatu … ada sesuatu di matanya yang keras dan sedih bersamaan .
Than aku pun sadar mungkin dia juga tidak pernah bermimpi bahwa sampai umur 50 dia hanya mentok menjadi seorang preman parkiran. Ada sesuatu yang baik di dasar matanya. Semua orang itu terlahir baik, tidak jahat , dan semua orang punya keinginan tinggi dari kecil. Beberapa saat kemudian , aku pun kembali menyapu pandanganku di lapangan renon, dan kali ini yang aku liat adalah orang gila, nyaris telanjang , lagi jalan kaki di tengah lapangan. Entah apa yang bikin aku seperti tersedot untuk ngeliat mata dia, dan aku pun ngeliat hal yang sama. Dia orang baik. Somewhere dalam mata dia, dia orang baik!!!
Aku sadar anak-anakku kini telah mulai punya keinginan, mereka punya cita-cita…entah Nada mungkin ingin menjadi dokter, artis, guru…whatever itu atau Enver mungkin besok dia ingin menjadi pilot, programmer, pengusaha…apapun itu juga, anak-anak ku…anak-anak kita semua yang mulai tumbuh mulai bermimpi. Dan pastinya dia tidak pernah berharap untuk jadi gila suatu hari diumur tuanya. Sampai akhirnya aku mulai menarik kesimpulan untuk mencoba gak menilai orang dari yang terlihat diluarnya saja.
Semua orang itu baik pada dasarnya. Para penjahat atau siapapun itu istilah nya …Ya, mereka buat salah . Dan mereka harus bertanggung jawab sama apa yang mereka lakukan … tapi aku berani yakin tidak ada diantara mereka yang waktu kecil bertekad untuk jadi penjahat . Ya, keadaan , ya mereka tidak kuat iman. Tapi itu pilihan mereka. Pernahkah kita berpikir bahwa banyak orang yang mengalami sesuatu tanpa pernah ada kesempatan untuk memilih ? Banyak !!!
Enver, Nada dan semua anak-anak kecil dibumi ini adalah sumber motivasi, sumber inspirasi dalam setiap gerak langkah kita orang tua.  Ketika muncul pertanyaan pada kita orang tua untuk siapakah kita bekerja, jawaban yang paling sering terdengar adalah “Buat/demi anak-anak”..  hal lain yang muncul menjadi penyemangat kita dalam mewujudkan ide dan cita-cita. 
Jangan pernah lelah….!!! Aku dan kita semua orang tua…jangan pernah lelah untuk terus tanpa bosan dan berusaha menyiapkan generasi-generasi mandiri…generasi-generasi kreatif…generasi-generasi jujur…generasi-generasi tegas dan berani… generasi-generasi terbaik buat bangsa dan agama kita…untuk kesekian kalinya aku menyemangati diriku sendiri dan para orang tua untuk tidak lupa…bahwa setelah aku masih ada Nada…masih ada Enver…masih ada banyak anak-anak kecil generasi penerus lainnya. Tetap berdoa…karena semua diawali baik…semoga sampai saat mereka bisa mewujudkanya akan tetap dalam pondasi baik…karena mereka anak-anak kita…!!!
Jam 6 sore…lelahku mulai hilang, waktunya pulang… J

Coretan kecil : Selamat Ulang Tahun Jagoan kecilku Enver Zayan Ramadhani Sulistiono, 2 tahun (September 20, 2011)
IwanS

Gadis & Jagoanku


Safana Nada Firdaus Sulistiono, anak gadisku yang pertama lahir hari Selasa Pon, 2 April 2002 (Aries) pagi hari yang pekat dengan hujan begitu derasnya mengiringi datangnya Shubuh dan kehadiran nya di bumi Allah SWT. Nama yang dimilikinya memiliki arti “embun penyejuk dari surga” doa dan harapanku…gadis kecilku ini kelak bisa menjadi seorang anak yang sholehah yang bisa memberikan kesejukan untuk semua orang disekitarnya…dengan iman islam yang dimilikinya. Apapun latar belakang peristiwa masa lalu orang tuanya, nama yang kuberikan pada gadisku bisa menjadi doa untuk nya dan orang-orang disekitarnya…amienn. 

Safana "Sejuk, penyejuk"
Nada "Embun"
Firdaus "Nama surga"



Enver Zayan Ramadhani Sulistiono, ya…ini jagoanku yang pertama lahir dihari Minggu Manis pas syawal selesai Sholat Idul Fitri tanggal 20 September 2009 (Virgo). Nama yang kuberikan aku ambil dari nama seorang panglima perang muslim dari Turki yang gagah berani dan nama itu sendiri memiliki arti “cahaya terbaik di bulan Ramadhan”. Aku beri nama itu karena aku dan istri saat Ramadhan datang tahun tersebut…kami benar-benar menjalani semua ibadah Nya dengan kesejukan, damai tanpa kurang satu apapun…dan kami yakin jagoanku ini hadiah Lailatul Qadar  dari Rabbi untuk kami sekeluarga. Semoga akan terus menjadi cahaya terbaik untuknya…dan untuk orang-orang tercinta disekitarnya….amienn.

Enver "cahaya,gagah"
Zayan "terbaik"
Ramadhani "Bulan Ramadhan"




Edsel Zia Rabbani Sulistiono, jagoanku nomor 2 ini lahir di hari Minggu Pon, 15 Januari 2012 (Capricorn). Nama yang kuberikan memiliki arti yang hampir mirip dengan kakaknya Enver, gak jauh-jauh dengan "cahaya" yang arti nama lengkapnya “kaya akan cahaya ke-sholehan karena Allah SWT”. Harapanku sebagai ayah dan bundanya sama halnya dengan harapan dan doa orang tua lainnya kelak masa tumbuh kembang anakku ini akan menjadi manusia yang berpegang teguh dengan Iman Islam yang kokoh karena semata-mata Allah SWT, bukan karena hal yang berbau keduniawian....amienn.


Edsel "kaya,makmur"
Zia "cahaya"
Rabbani "semata2 karena Allah SWT"




Coretan kecil : untuk anak2 ku tercinta :)
IwanS

Rabu, 28 September 2011

Jihad Atau Jahat ?

Tanpa punya maksud membuat statement yang menggurui, atau merasa sok tahu dengan keadaan yang saat ini terjadi, meski aku bukan apa-apa!! …tapi jelas-jelas aku juga punya rasa bahwa dengan berjalannya waktu dogma yang aku yakini sudah semakin banyak dipelintir. Entah berapa banyak lagi nyawa tanpa dosa harus dikorbankan dengan tameng “Agama”. Entah berapa banyak lagi generasi-generasi muda labil menjadi martir dari sebuah kepentingan yang katanya beralaskan “Jihad”. Dan entah berapa lama lagi orang-orang yang dikatakan pemimpin negara ini mau sedikitttt saja untuk tidak selalu berorientasi pada kursi-kursi kekuasaannya belaka…karena rakyat sudah sekarat… karena rakyat sudah lamaaaa…sekali menunggu. Kapan ??

Chanel TV aku tekan dari angka 1, 2, 3, 4, 5, 6….dst dan berita bom itu tersiar kembali, hufftttt damn …lagi !!! Ya Rabb …apa benar ada jalan pintas menuju sorga???!! Ya Rabb… apa benar dengan “berani mati” itu sudah menjamin mereka bisa berjalan lepas melewati shirat Mu???!! Ya Rabb…apa benar dengan jalan menghancurkan mahlukmu yang lain, ada jaminan untuk mereka mati bersanding dengan bidadari-bidadari Mu nanti.

Konyol !!!
Argggghh….

U know what !!, mungkinkah ini semua terkait dengan isu ketidakadilan ekonomi ?? Kalo memang itu benar maka pelaku-pelaku yang mengaku jihad itu pasti orang-orang miskin di negara ini yang digusur rumahnya hampir setiap saat, para pedagang kecil pinggir jalan yang kerap menjadi incaran petugas Satpol PP, para pelacur yang selalu ditangkapi oleh polisi, dsb.

Nyatanya tidak!!! Yang melakukan bom bukanlah kalangan yang selama ini menjadi korban ketidakadilan itu, yang melakukan bom bunuh diri itu adalah orang-orang yang telah mengalami indoktrinasi tertentu, doktrin agama yang salah kaprah yang disebut “Jihad”. Yang melakukan bom bunuh diri selama ini bukanlah orang-orang yang miskin, tetapi kalangan terdidik dari kelas menengah yang punya duit.  Whatever …terorist is “mother fucker”

Semoga…dan semoga… pemimpin negeri ini bisa menyelesaikan carut marutnya permasalahan bangsa, dan para ulama bisa bersatu untuk ikut berjuang dengan dakwahnya yang damai, arif dan penuh keteduhan untuk kepentingan seluruh ummat…karena aku tahu betul agamaku…that’s….Islam itu damai.

Aku bukan siapa-siapa …

Aku hanya berharap, aku…dan semua menyadarinya bahwa tanpa membunuh itu indah, tanpa melukai itu indah, tanpa pertengkaran itu indah, tanpa permusuhan  itu indah…dan hidup kita ini indah…dengan sebaik-baiknya perjuangan!! Karena “berani hidup” itu adalah langkah awal jihad yang sebenarnya.

So... now kamu bisa simpulin sendiri, teror bom itu Jihad atau Jahat?


Catatan kecil : Renungan teror bom
IwanS

Minggu, 11 September 2011

Ramadhan, Maaf dan Silaturahmi

Yupp…sore ini di Bali aku duduk sendiri diruang kerjaku, karena kebetulan istri dan jagoan kecilku pas mudik ke Jawa Tengah…sekalian persiapan untuk melahirkan nanti, alasannya biar deket sama saudara dan ibu kalo pas repot nyiapin ritual2 kelahiran anakku yang ke-3 kata istriku…mmmm…maklum suami yang baik jadinya tinggal mengamini aja hehehehe…

Lepas dari semua itu aku iseng buka FB, Twitter, timeline temen2, termasuk baca statusku yang lama-lama…lempar topik, baca koment temen2…update status di komunitas smadabio yang kemarin baru aku buat.

Sampai aku sadar akan sesuatu…bahwa suka gak suka, mengakui atau tidak, aku…kita semua baru ditinggalkan Ramadhan. Ya Ramadhan telah berlalu digantikan oleh Syawal yang kental dengan silaturrahim dan persaudaraan, gak luput dari itu aku pas juga ngeramein reuni kecil2an bareng teman2 masa SMA ku….mmmm…suasana agamis yang melingkupi Ramadhan rasanya memang sulit dilupakan, dan memang demikianlah seharusnya sikap setiap muslim saat berpisah dengan Ramadhan. Sedih dan selalu merindukan hadirnya bulan penuh berkah itu dipersiapkan Allah SWT secara khusus dan berulang setiap tahunnya bagi kaum mukmin agar mereka menjadi kaum bertaqwa. Ya Rabb…moga saja tahun depan qt semua masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan lagi…biar bisa reunian sama temen2 lagi…biar bisa makan ketupat…opor…sate…kue nastar lagi….biar bisa belajar ngerem makan berlebihan dan perut gak buncit macem sekarang huffttt…biar bisa dapet THR dari kantor lagi …biar bisa …biar bisa …biar bisa……amien :)

Bicara tentang kesalehan sosial, sikap memaafkan orang lain dari kesalahannya dapat disebut sebagai jalan dan pintu menuju hubungan antar individu yang harmonis dan baik. Mindset diri untuk memaafkan orang lain, akan membimbing kita untuk berperilaku santun, lembut, penuh penghargaan, bahkan terhadap orang yang pernah berbuat kesalahan atau aniaya terhadap dirinya sekalipun. Aku sadar bahwa setiap manusia adalah makhluk lemah penuh salah dan khilaf, karena itu kita perlu memberikan maaf sebagaimana Tuhan telah berlaku sebagai Ghafur Rahim (Maha Pengampun dan Penyayang) terhadap kesalahan hamba-hambaNya.

Bukan berlagak sok tahu … sekedar melempar pemikiran bahwa menurutku hidup tanpa permaafan hanya melanggengkan derita psikis yang berawal dari sikap permusuhan dan keinginan mengalahkan. Biasanya sikap dan keinginan ini tanpa disadari berlatar belakang amarah, suatu emosi yang menghabiskan energi mental dan melanggengkan stresss kata “Oma Irama”. Tanpa memaafkan, seseorang akan terpenjara dalam keinginan berbalas dendam. Yang menginginkan si bersalah menderita atas nama keadilan instinctual (buka kamus : mode on) hehehe…. So akibatnya, ia terikat rantai derita, berbalut kekerasan yang tiada putusnya. Makanya rantai derita itu mesti diputus oleh sikap memaafkan.

Perlu pula digarisbawahi bahwa dalam memaafkan tidaklah harus mengesampingkan hak-hak kita, baik sebagai pribadi maupun sebagai unit sosial. Memaafkan bukan mengabaikan rasa keadilan begitu saja. Dalam memaafkan, kita tetap dapat menuntut hak yang menjadi bagian kita dan tidak membebaskan si bersalah dari tanggung jawabnya.

Upaya untuk memaafkan adalah satu langkah dalam bersilaturrahmi, tetapi perlu dilanjutkan dengan upaya-upaya aktif. Upaya menjalin hubungan kekerabatan dan persaudaraan (silaturrahim) harus dilakukan untuk menjemput rahmat Allah dan berkah kehidupan, dan menghindarkan murkaNya. Janganlah kita sampati disebut qati’ tetapi mudah-mudahan menjadi wasil (penyambung). Makanya aku cukup bersyukur acara reuniku kemarin bisa terlaksana meski sederhana…karena silaturahmi itu sudah kukerjakan…karena maaf juga tlah kuucapkan…so tinggal upaya2 aktif lainnya…(ditunggu!!! : Malaikat disebelahku bicara)

Dari sini aku mulai tersadar bahwa memaafkan adalah proses yang panjang dan tidak mudah. Tetapi kita harus tetap melakukan demi terjaganya hubungan silaturrahim. Memaafkan adalah sarana ”pembebasan” diri. Kalian semua mau kan? Wallahu a’lam. :)

Sadarku dari renungan Ramadhan, maaf dan silaturahmi…karna tanpa terasa kopi darurat yang aku buat sudah mulai terasa dingin karena kebanyakan ngelamun…merenung..whatever itu!!! Tapi namanya saja darurat jadi tetep saja aku sruput…paitttt :(


Coretan kecil : 1 minggu setelah lebaran 2011
IwanS

Arti Sebuah Ketulusan

Setelah seharian bekerja menemui beragam orang terkait dengan usaha yang coba kita bangun…pernahkah kita berpikir pada saat bangun kembali di pagi harinya, dimana hari sebelumnya sudah cukup padat dengan aktivitas yang sangat melelahkan, karena kita berusaha membahagiakan orang-orang disekitar kita yang akhirnya muncul pertanyaan-pertanyaan dikepala kita yang sangat mengganggu tapi gak berani kita tanyakan pada orang yang bersangkutan….hufttt !!!

Karna mungkin orang itu adalah orang terdekat kita…
Karna mungkin orang yang buat pertanyaan ini justru orang yang mungkin kita lihat akan marah… karena kita takut!! ya…kita takut kehilangan perhatiannya!!
Sehingga jauh dalam lubuk hati ini…bukannya bertanya, kita cuman bisa berharap…

Pinginnn sekali saja gantian ditanya, “Gimana kabarmu…!! …Toh setiap hari setiap menit aku juga akan tanyain itu, memastikan kalo semua memang baik-baik saja.

Pinginnn sekali saja ditanya, “Kamu pingin apa…!! …mungkin sekali dua kali dalam setahun itu cukup, toh sisa hari lainnya aku akan memastikan kamu dapat apa yang kamu inginkan…

Pinginnn sekali saja dipeluk pas kelihatan aku down karena satu hal, bukan malah dijejali pertanyaan kenapa aku sedih…kenapa…kenapa…kenapa…

Pinginnn sekali saja denger kata sayang diucapin, tanpa harus diminta, karena itu paling bisa menenangkan…

Pinginnn sekali saja aku mendapatkan hadiah atau kejutan…yang buat aku berhenti bertanya, apa sih fungsi aku disini? Dan kadang, aku berharap ada yang melakukan itu, sekalipun itu bohong. Karena aku akan tetap melakukan hal itu ke orang yang aku sayangi tanpa harus dia minta setiap hari…

Karena aku akan tetap kasih pelukanku saat aku tahu orang butuh tanpa diminta… Karena sekalipun pikiranku hancur, kamu akan tetap menjadi orang yang penting untukku…Karena aku tetap akan mengeluarkan pujian untuk mereka saat aku tahu mereka akan jatuh, untuk menyemangatinya …

Aku yakin dalam hati setiap manusia apapun kelaminnya sebenarnya mereka memiliki pengharapan yang sama…namun semua itu terhalang oleh gengsi, style dan prinsip masa bodoh lainnya…

Kebanyakan orang mengatakan bahwa cinta itu adalah “memberi dan menerima”…!!! Namun…buatku cinta itu adalah “memberi dan memberi”
Sekali lagi buatku hal yang paling aku takutkan seumur hidupku cuma menjadi orang yang menyesal…menyesal karena tidak mengatakan apa yang seharusnya aku katakan… menyesal karena tidak sempat berbagi…disaat semua sudah terlambat!!!

Bagaimana jika kita hanya punya hari ini…sedang esok belum tentu ada !!!??? Sedikit waktu ini gunakan untuk selalu berbagi tanpa berharap apa-apa lagi…

Andaikan semua orang bisa berpikir dan melakukan ini, alangkah indah nya dunia …. Karna kita semua akan hidup dalam damai …


Catatan kecil : 31 September 2011
IwanS