How are u all ? aku berharap kamu semua
sehat selalu ya... Now ini adalah
tahun ke 5 aku stay di Bali, setelah
hampir 10 tahun sebelumnya jadi orang kantoran di salah satu BUMN tertua. Alhamdulillah banyak hal yang telah aku
dapat dan pelajari di pulau para dewa ini, komplit meski gak pake telor...hihihi !!!
Majemuk kalo orang bilang...seandainya mau sedikit lebih
arif dan bijak menyikapi tentang kehidupan di Bali.
Karena Bali... aku banyak mengerti bukan hanya kulit luar
dari sebuah keberagaman keyakinan dengan menempatkan toleransi penghormatan
diatas semuanya. Saling jaga tanpa harus menorehkan luka satu sama lain, meski
kadang justru benturan-benturan itu datangnya dari luar. Pemahaman yang bertamengkan
agama dengan arogansi terlalu tinggi menasbihkan kematian sebagai jalan pintas
menuju surga, meski harus dengan meniadakan rasa kemanusiaan sekalipun...bull shit!!! Bali bijak meski terasa
sakit dengan harus menerima semua itu, karena Bali memang bukan hanya milik
hindu...tapi Bali juga milik nasrani, budha, konghuchu bahkan islam. Bali
adalah milik bersama yang mengerti dan memahami arti dari sebuah kemajemukan.
Karena Bali... aku lebih memahami tidak hanya perbedaan
suku yang komplit di negeri ini, tapi lebih dari sebuah keberagaman bangsa. Aku
banyak mengenal dari client dan teman-teman buleku baik itu yang dari Amrik,
Spain, Aus, Jepang dan lain sebagainya, pola pandang mereka yang lebih maju
tentang sosial, budaya, politik, seni, ekonomi, sport....huftttt banyak
sekali...lumayan, everything make me more
wise and smart, sehingga aku bisa menarik kesimpulan bahwa adakalanya untuk
pintar tidak cukup bagi kita harus selalu ada didalam, sesekali kita butuh
diposisi luar untuk bisa mengetahui lebih luas lagi cara pandang kita, sehingga
kita bisa memahami apa yang kurang dalam pribadi kita berbangsa dan kita sendiri
bisa lebih mudah untuk membenahinya, hal tersebut tidak juga menutup
kemungkinan berlaku pula untuk kita pribadi sebagai human.
Karena Bali... aku bisa lebih memahami arti dari kata “bersyukur”. Lukisan dan pahatan Rabbi
cukup tertata rapi dan cantik disini. Tasbih kebesaran-Nya berkumandang terus
menerus dari alamnya yang hijau. Penghargaan dan penghormatan tidak semata pada
kalimat “Habluminallah wahabluminannas”
namun berlaku sama untuk ciptaan Rabbi lainnya...pohon yang menaungi dari
panas, air yang membasahi dari kekeringan, udara yang berhembus dengan
kesejukan, tanah yang memantapkan pijakan... Allahuakbar!!! Nikmat Rabbi mana lagi yang akan kita ingkari...semoga
aku dan teman sekalian tidak menjadi hamba-hamba yang kufur akan nikmat yang
nyata ini. Alhamdulillah!!
Karena Bali... aku mengenal tentang “Rwa Bhineda”, seimbang dan selaras dalam hidup. Ada kegagalan dan
keberhasilan, ada kalah dan menang, ada cinta dan benci, ada kotor dan bersih,
ada hitam dan putih...semua bersanding dalam sebuah pilihan, ya...pilihan yang
harus kita ambil dan lakukan sebagai mahluk. Belajar menjadi lebih baik dari
sebuah kenakalan dari ketidaktahuan atau justru terlena dengan kenikmatan dari
suatu kenakalan itu sendiri. Proses pendewasaan dengan experience yang tidak singkat namun dengan pilihan lebih baik atau
harus hancur sia-sia! Naudzubillah...
Karena Bali... aku lebih mengenal dan mencintai Islam
sebagai agamaku...
Karena Bali... aku ingin bisa lebih bermanfaat untuk
insan Rabbi yang kurang beruntung lainnya.
Karena Bali... aku mengerti jauh tentang begitu sulitnya
berikhtiar mencari nafkah untuk keluarga.
Karena Bali... aku bisa lebih menghargai sebuah proses
hidup ini...
Dari sudut pandang yang arif dan bijaksana, mencoba untuk
selalu belajar dengan melepas kesombongan diri, jujur aku dan kita semua bukan
apa-apa!
Thanks...Bali Ku J